Monday, 11 April 2016

HASIL BELAJAR

Pengertian Hasil Belajar

         Menurut Sudjana (1992:22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dan menurut Dimyati & Mudjiono (2002:4), hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemapuan di bidang lain, suatu transfer belajar sehingga kemampuan mental siswa semakin meningkat.
         Dengan demikian maka dapat disimpukan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki peserta didik setelah menjalani kegiatan pembelajaran.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar

         Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi (2008:24) adalah:
    A.  Faktor internal
  1. Faktor fisiologis, kondisi fisiologis seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, dan sebagainya. semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar.
  2. Faktor psikologis; setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar, bukan dalam hal jenis. Beberapa faktor psikologis melipupti intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.
    B.  Faktor Eksternal
  1. Faktor lingkungan. Faktor ini berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasilbelajar, misalnya: suara mesin pabrik, lalu lintas, gemuruhnya pasar. dan lain-lain, juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar.
  2. Faktor instrumental. Adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor instrumental berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.
Tipe-tipe Hasil Belajar

        Horward kingsley (dalam Sudjana 1992:22) membagi tiga macam hasil belajar, yaitu (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne (dalam Sudjana 1992:22) membagi lima kategori hasil belajar, yaitu (a) informasi verbal, (b) keterampulan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.
        Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari benyamin Bloom (dalam Sudjana, 1992:22-23) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.
         Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris yakni: gerakan reflek, keterampilan gerakan dasar. kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
         Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi dan bahan pengajaran. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai pembagian aspek penilaian:
  1. C1 = aspek pengetahuan; kata kerja operasionalnya yaitu menyebutkan, memilih, mengingat, menunjukkan, memberi nama, mengulang, mengenal kembali, menghafal.
  2. C2 = aspek pemahaman; kata kerja operasionalnya yaitu menjelaskan, mendiskusikan, meninjau, membedakan, memperkirakan, menuliskan, mengukur, menirukan, mengubah, meringkaskan, mencocokkan, mengelompokkan, menceritakan.
  3. C3 = aspek penerapan; kata kerja operasionalnya yaitu menghitung, mendemontrasikan, menjalankan, mempersiapkan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan (persoalan), menggunakan, mengerjakan, mempraktekkan.
  4. C4 = aspek analisis; kata kerja operasionalnya yaitu membedakan, menguji, menggolongkan, menyusun, menguraikan, membandingkan, menanyakan, membuat deduksi, memerikasa.
  5. C5 = aspek sintesis; kata kerja operasionalnya yaitu merancang, menghubungkan, menambah, membangun, mengembangkan, mengelola, merencanakan, mengusulkan, membuat hipotesis.
  6. C6 = aspek evaluasi; kata kerja operasionalnya yaitu menilai, mempertimbangkan, menafsirkan, memutuskan, memilih, menaksir, mempertentangkan, membuat urutan, menemukan prioritas.
        Menurut Wahyudin (2006:106), hasil belajar dapat diukur atau dicari informasinya dari tes hasil belajar. Yang diukur atau dicari informasinya ialah tingkat kemampuan seorang siswa dalam menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan kepadanya. Dalam hal ini perlu dibedakan antara prestasi belajar (achievement) dan hasil belajar (learning outcome).


DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono (2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press
Sudjana, N. (1992), Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wahyudin, U. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS

METODE EKSPERIMEN: METODE EKSPERIMENA, Pengertian           Metode e...

METODE EKSPERIMEN: METODE EKSPERIMEN
A, Pengertian           Metode e...
: METODE EKSPERIMEN A, Pengertian            Metode eksperimen menurut Sumantri & Permana (1999:157) adalah cara belajar mengajar y...

Sunday, 10 April 2016

METODE PEMBELAJARAN

METODE EKSPERIMEN

A, Pengertian
           Metode eksperimen menurut Sumantri & Permana (1999:157) adalah cara belajar mengajar yang melibataktifkan peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan itu. Sedangkan menurut Hermawan, dkk, (2007:165), metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dan menurut Dahar (2006:220), metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan tau hipotesis yang dipelajari.
            Roestiyah (2012:80) mengungkapkan yang dimaksud eksperimen adalah salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatannya itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
            Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah salah satu metode pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas peserta didik melakukan percobaan dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan sehingga guru hanya bertindak sebagai pembimbing.

B. Tujuan Metode Eksperimen
Tujuan dari metode eksperimen menurut Sumantri & Permana (1999:158) adalah:

  1. Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh.
  2. Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaan.
  3. Melatih peserta didik menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan.
           Selain itu, menurut Roestiyah (2012:80) penggunaan metode eksperimen ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagi jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
            Berangkat dari pendapat-pendapat di atas, penulis dapat meyimpulkan tujuan dari metode eksperimen ini adalah agar peserta didik belajar berpikir secara ilmiah, melatih peserta didik menggunakan logika untuk menyimpulkan suatu teori yang dipelajarinya.

C. Manfaat Metode Eksperimen
Berbagai manfaat yang didapat dari penggunaan metode eksperimen menurut Sumantri & Permana (1999:158) adalah:

  1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.
  2. Menumbuhkan cara berfikir rasional dan ilmiah.
Sedangkan menurut Sagala (2012:220). dalam proses belajar mengajar dengan eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan tentang suatu objek, keadaan atau proses suatu sesuatu.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari metode eksperimen ini sangat membantu siswa agar mudah memahami materi pelajaran dengan mengalami dan membuktikan sendiri teori-teori yang dipelajarinya.

D. Kelebihan Metode Eksperimen
Sumantri & Permana (1999) mengatakan bahwa metode eksperimen memiliki kekuatan atau kelebihan yaitu:

  1. Membuat siswa lebih percaya pada kesimpulan berdasarkan percobaan sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku.
  2. Siswa aktif terlilbat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya.
  3. Dapat digunakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah.
  4. Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif, realistis dan menghilangkan verbalisme.
  5. Hasil belajar menjadi kepemilikan peserta didik yang bertahan lama.
Sedangkan menurut Roestiyah (2012:82), teknik eksperimen kerapkali digunakan karena memiliki keunggulan sebagai berikut:

  1. Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya.
  2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; hal mana itu sangat dikehendaki oleh kegiatan mengajar belajar yang modern, di mana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
  3. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen di samping memperoleh ilmu pengetahuan; juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan.
  4. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran siuatu teori, sehingga akan mengubah sikap mereka yang takhayul, ialah peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal.
Pendapat lain, menyebutkan beberapa kelebihan dari metode eksperimen (Sagala, 2012:220), yaitu:

  1. Metode ini membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja;
  2. Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuwan;
  3. Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern antara lain: a. siswa belajar dengan mengalami sendiri suatu proses atau kejadian; b. siswa terhindar jauh dari verbalisme; c. memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis; d. mengembangkan sikap berfikir ilmiah; dan e. hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi.
            Jadi metode eksperimen ini memiliki kelebihan atau keunggulan untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran berupa pemberian pengalaman secara langsung yang dilaksanakan oleh peserta didik sehingga peserta didik dapat mengembangkan sikap berpikir secara ilmiah.

E. Kekurangan Metode Eksperimen
Selain kelebihan, tentu ada kekurangan dari metode eksperimen ini. Seperti yagn diungkapkan oleh Sumantri & Permana (1999)sebagai berikut:

  1. Memerlukan peralatan percobaan yang komplit.
  2. Dapat menghambat laju pembelajaran dalam penelitian yang memerlukan waktu yang lama.
  3. Menimbulkan kesuliltan bagi guru dan peserta didik apabila kurang pengalaman dalam penelitian.
  4. Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada kesalahan menyimpulkan.
Sedangkan menurut Sagala (2012:221), metode eksperimen ini mengandung kekurangan sebagai berikut:

  1. Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasillitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah;
  2. Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian; dan
  3. Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas pralatan dan bahan mutakhir. Sering terjadi siswa lebih dulu mengenal dan menggunakn alat bahan tertentu dari pada guru.
              Dari beberapa pendapat di atas mengenai kekurangan metode eksperimen ini, penulis menyimpulkan bahwa, di samping kelebihan dari metode eksperimen ini trdapat kelemahan-kelemahan, yaitu pada beberapa alat kegiatan yang harus disediakn, waktu yang diperlukan, dan kemampuan guru dalam membimbing kegiatan eksperimen.

F. Langkah-langkah Melakukan Eksperimen
Menurut Djamarah & Zain (2006:84), langkah-langkah pembelajaran menggukan metode eksperimen adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
    a. Mempersiapkan kondisi belajar siswa
    b. Memberikan informasi/penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi
    c. Mempersiapkan sarana/prasarana untuk melakukan diskusi (tempat, peserta dan waktu)
2. Pelaksanaan
    a. Siswa melakukan diskusi.
    b. Guru merangsang seluruh peserta didik berpartisipasi dalam diskusi.
    c. Memberikan kesempaatan kepada semua anggota untuk aktif.
    d. Mencatat tanggapan/saran dan ide-ide yang penting.
3. Evaluasi/tindak lanjut
    Memberikan tugas kepada siswa untuk:
    a. Membuat kesimpulan diskusi
    b. Mencatat hasil diskusi
    c. menilai hasil diskusi.
Menurut Hernawan, dkk (2007:165), langkah-langkah pelaksanaan eksperimen adalah sebagai berikut:
1. Persiapan eksperimen

  • Tentukan dan rumuskan tujuan eksperimen dengan jelas dan terukur.
  • Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan eksperimen.
  • Memberikan penjelasan secukupnya tentang prosedur atau langkah-langkah melakukan eksperimen. Seandainya ada hal-hal khusus terdapat di laboratorium, siswa perlu memahaminya dengan benar.
2. Pelaksanaan eksperimen
    Setelah semua dipersiapkan, termasuk apa yang seharusnya dilakukan siswa dalam mengadakan eksperimen, kegiatan selanjutnya siswa memulai pelaksanaan eksperimen. Ada beberapa hal sebagai petunjuk dalam melaksanakan pembelajaran melalui eksperimen, yaitu:

  • Guru jangan terlalu terlibat dalam pelaksanaan eksperimen. Biarkan siswa memperoleh pengalamannya sendiri, mencari dan menemukan serta bekerja sendiri. Seandainya ada kesulitan, guru tidak secara langsung memecahkan kesulitan tersebut, akan tetapi hanya memberikan petunjuk-petunjuk atau bantuan seperlunya.
  • Seandainya eksperimen dilakukan kelompok, guru harus mengatur agar setiap orang dapat terlibat. Biasanya eksperimen dilakukan oleh siswa yagn pintar saja, sedangkan siswa yang kurang cenderung pasif. Oleh karena itu guru perlu mengatur susunan kelompok beserta tanggung jawab setiap kelompok.
  • Dalam setiap tahapan guru perlu melakukan kontrol. Hal ini dimaksudkan bukan hanya untuk mencek pelaksanaan eksperimen menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, akan tetapi juga untuk memberikan bantuan manakala diperlukan.
3. Tindak lanjut
    Tindak lanjut adalah kegiatan penutupan eksperimen. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam kegiatan ini diantaranya:

  • Siswa memeriksa segala peralatan yang digunakan dalam eksperimen, kemudian menyimpannya seperti posisi semula.
  • Siswa melaporkan hasil eksperimen kepad guru untuk dianalisis, kemudian diberikan umpan balik.
  • Secara bersama-sama siswa mendiskusikan temuan-temuan atau masalah-masalah yang muncul dari hasil kerjanya.
Sedangkan Roestiyah (2012:81) menyatakan bahwa bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut:

  1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
  2. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:

  •  Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
  • Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-variabel yang harus dikontrol dengan ketat.
  • Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
  • Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya.
        3. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi             saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
        4. Setelah eksperimen selesai, guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan               ke kelas; dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab.
          Dari beberapa pendapat di atas tentang langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa sejak persiapan, kegiatan pembelajan, sampai dengn penutupan kegiatan, perlu mengikuti tahapan-tahapan yang telah ditentukan. hal ini bertujuan agar kegiatan eksperimen berjalan tertib dan mendapatkan hasil belajar yang ingin dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

Dahar, R. W. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga
Hernawan, A.H. dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press
Roestiyah, N.K. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sagala, S (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sumantri, M dan Permana (1999). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Alfabeta






pengen lihat pengertian hasil belajar???? klik disini